Kamis
Setelah UTS pun tiba hari kamis tanggal 31 oktober 2013 saya dan teman
saya sebut aja ahmad bahrein berangkat
untuk memulai pendakian Pertama yaitu gunung dempo yang terletak di pagar alam sumatera
selatan ,
Pendakian kali ini memakan waktu empat hari penuh. Perjalanan menuju
Pagar Alam dengan jalur darat memakan waktu kurang lebih 20 jam,
Kami berdua berangkat dari kampus menuju pool mobil sinar dempo di bitung
, tepatnya pukul jam 14.00 kami sampai pool bitung sinar dempo, sambil menunggu
bis karena terjebak macet karena demo buruh di sekitar Pemerintahan Kota
Tangerang ketika keberangkatan kami. Dan akhirnya bis yg kami tunggu datang
juga sinar dempo (nama Bisnya ) dan kami memulai berangkat pukul 14.30 sampe
pelabuhan merak pukul 16.00 , sambil menunggu kapal kira-kira 30 menit kami
sambil membeli pop mie kebutuhan perut kami .. hehehe dan pukul 16.30 kapal dari merak menuju
pelabuhan bakauheni akhirnya jalan juga ,
sampe bakauheni akhirnya kami sampai
pada pukul 20.00 , mungkin cukup lama karena macet di dermaganya . aneh
kan , kapal laut bisa macet juga .
"Sambil menunggu sunset di kapal ferry"
********
Jum’at
Dan akhirnya sampe jga di pagar alam itu jam 12.00 kami turun, kemudian
mencari masjid dan bergegas sholat
jum’at setelah itu dan menanyakan ojek (disana biasa dibilang
taxi) menuju dempo /PTPN , setelah
bernegosiasi akhirnya kami naik ojek 15
.000 (yang sebelumnya 50.000 ) dan kalo angkot biasanya 10.000 setibanya disana
langsung ku temui bapak anton tapi tak ketemu melainkan Emak Anton ( bapak anton seorang lelaki yang dituakan di
daerah setempat bagi para pendaki dan
biasa tempat basecamp para pendaki ) , dah sampe di tempat bapak anton
kami langsung ditempatkan di tempat basecampnya yg pada waktu itu Cuma kami
berdua saja ,
kami istrahat dan tidur siang ditemani hujan deras saat
kedatangan kami di besecamp tempat bapak anton , setelah terbangun sayapun
keluar untuk mencari makan , alih – alih
mencari makan malah ketemu bapak anton yg sebelumnya lagi ada acara ke
Pramukaan dan diajak masuk kedalam rumahnya (Basecamp pendaki berada dibelakang
rumah ayah anton ) sambil mengobrol-ngobrol sore , sempat 30 menti kami
mengobrol ada satu orang yg juga ingin mendaki pegunungan dempo sebut saja ruby
namanya , dan dia sudah pernah mendaki
gunung dempo Cuma lwat jalur kampong empat , dan akhirnya kami pun berkenalan
sekaligus teman buat pendakian kami bersama menuju pegunungan dempo .
"Bascamp para pendaki yang letaknya di belakang rumah ayah Anton"
"Perjalanan menuju tugu rimau"
Malam pun tiba , niat awal kami untuk berangkat di pagi hari tidak jadi ,
karena kami bertiga ingin berangkat menuju kampong empat dengan
berjalan kaki ,selang beberapa jam kami
pun sempat kesasar ( tidak ada warga
satupun buat tempat kami bertanya) untuk
berangkat menuju kampong empat yang
terlalu malam , akhirnya kami
memutuskan istrahat di sekitar pemukiman
warga..
Sabtu
Pagi hari tiba sinar matahari
terlihat dari permukiman warga , kami bertanya kepada warga yang ada di
sekitar kampong dua sebelum kampong empat , kalau mau ke pegunungan dempo lebih
baik jalur mana? “ kata bapak tersebut” jalur rimau lebih baik , akhirnya pun
kami melewati jalur rimau yg penuh dengan tantangan dengan berjalan kaki yg
membutuhkan waktu 2 jam , kalo mw naek taksi mungkin kurang dari itu .
"Sunrise terlihat dari halaman rumah warga"
Dan akhirnya sampe tugu rimau , dan awal pendakian kami dimulai .
Dengan penuh terjalnya kami mendaki dari tugu rimau menuju shelter 1 kira
– kira 30 menit dan jangan lupa persiapkan minum kalian karena di shelter 1
tidak ada mata air , sekalipun ada jauh dari shelter 1 , kami istrahat dan
melanjutkan perjalanan kami menuju shelter 2 , penuh perjuangan dan semangat
juang tinggi dengan kondisi fisik serta stamina yg bagus karena saat kami
mendaki kabut selalu menutupi perjalanan kami serta hujan deras yg selalu membasahi jalur yg kami tuju , dan akhirnya
pun kami sampe jga di shelter dua , dan disitu baru ada mata air , dan kami
mempersiapkan botol kami untuk mengambilnya , dan kira kira 2 jam dari shelter
1 ke shelter 2
"Awal Pos Pendakian Tugu Rimau"
Dan akhirnya kami melanjutkan perjalanan dari shelter 2 menuju puncak
dempo , semakin terjal perjalanan kami , dan saya pun smpat mengatakan “ tali
dan akarpun jadi bantuan kami untuk mendaki ” perjalanan terjal terus terjadi
dengan adanya tiga kali hingga malam
hari akhirnya kami sampai juga puncak dempo “ kemudian kami kebawah menuju
pelataran untuk tempat peristirahatan kami, sebelumnya kami terjebak hujan
karena sebelum sampai pelataran hujan turun deras angin kencang hamper saja
bisa hipotermia karena ini pendakian awal saya dan memakai celana jeans , tapi
karena semangat teman-teman saya
akhirnya kami tak lalu berlama-lama istirahat dan menuju pelataran untuk
mendirikan tenda (ada juga mata air di
pelataran) dan akhirnya kami langsung
mengambil sleeping bag dan tidur dengan dinginnya suasana pelataran .
" Shelter II (Tugu Rimau), Sebelah Kiri terdapat Mata Air"
Minggu
keesokan harinya sekitaran pukul jam 08.00 kami siap- siap menuju puncak
maarapi yang terdapat kawah indah yg
katanya bisa berubah – rubah warna , tapi kebetulan kami dapat kawahnya putih ,
sungguh luar biasa ciptaan Tuhan yang terbentang luas terlihat lautan Bengkulu
, sumatera yang disebut bukit barisan atau juga 1000 air terjun ada disini ) terlihat dari Puncak Marapi .. tidak sampe
30 menit kami turun kembali dari marapi menuju camp kami untuk persiapan turun
kembali melalui Tugu Rimau Kembali.
" Pelataran Gunung Dempo yang didepannya puncak marapi"
Capek.
Ya, kami semua sudah teramat letih. Jalan menurun membuat semua beban
bertumpu pada kaki. Sedangkan jalan masih teramat jauh.
Saya tau bukan cuma Saya yang capek, yang lain juga capek. Beruntung
punya teman pendakian yang keren-keren, saling kasih semangat untuk terus jalan
*angkat topi buat kakak ruby dan abang bahrein*
Alhamdulillah turun tidak seperti naeknya , jadi lebih cepat dan hanya 2
jam kami turun dari top dempo ke pos pendakian .
Jam 17.40 WIB - Tugu Rimau.
Akhirrrnyyyyyaaaa...!!
Sampai juga di tugu yang jadi tanda awal untuk pendakian, ini artinya
kami sudah sampai dibawah, dan meminta tolong warga setempat (yang juga bertemu
saat mendaki )untuk kembali ke basecamp ayah anton .
Bisa dibilang jalur pendakian Dempo itu komplit seruu.. ! mendaki,
merayap, merosot, melompat bahkan bergelantungan di tali untuk turun. Berasa
sedang di pelatihan Akademi Militer katanya mah
Dikejauhan semburat keemasan matahari mulai menghilang dalam pekatnya
malam, berganti hamparan lampu rumah warga yang benderang di kejauhan, bak
hamparan bintang yang jatuh dan tersebar di bumi. Indah :)
pendakian ini mengajarkan banyak
hal. Bahwa untuk sampai ke tujuan kita mesti saling membantu, butuh tangan yang
mengulurkan untuk membantu yang lain naik, butuh lidah yang saling mengingatkan
untuk melewati rintangan yang dihadapi, butuh semangat atau bahkan makian untuk
memastikan kaki kita tetap sama-sama melangkah kedepan. Karena tak selamanya
kita mampu sukses sendiri :)
dan akhirnya kami kembali di
basecamp ayah anton dan
bersih-bersih
Senin
serta merapihkan kepulangan kami di keesokan harinya .dan berpisah dengan
salah satu sahabat kami ruby yang balik ke lahat .
Terima Kasih Kepada :
- Allah S.W.T
- Kedua Orang Tua
- Ayah dan Emak Anton
- Kakak Ruby
Catatan kaki:
• Bis Sinar Dempo
(Tangerang Bitung) ke Pagar Alam @ Rp 180.000,-
• Naek Taxi (Ojek) ke
PTPN (Rumah ayah Anton) @ Rp 20.000,-
• Pulang
• Naek Angkot – ke Pagar
Alam @ Rp 20.000,-
• Bis Sinar Dempo
(Tangerang Bitung) ke Pagar Alam @ Rp 180.000,-
• Total biaya akomodasi:
Rp 400.000,-
No comments:
Post a Comment